KMNU Online, Yogyakarta
Pencak silat merupakan sebuah olahraga yang memuat unsur beladiri, seni, kebudayaan dan kerohanian. Olahraga ini sangat populer di kawasan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Bahkan Indonesia dijuluki sebagai negara asal pencak silat karena terdapat ratusan aliran dan perguruan pencak silat mulai Sabang hingga Merauke. Terlebih lagi Indonesia memang memiliki banyak pesilat tangguh yang seringkali menjuarai turnamen pencak silat berskala internasional.
Menurut bahasa, pencak merupakan sebuah gerakan yang memiliki unsur tari dan keindahan, sedangkan silat merupakan sebuah gerakan untuk membela diri. Jadi dengan kata lain pencak silat merupakan sebuah rangkaian gerakan yang memiliki unsur tari dan keindahan, namun memiliki fungsi sebagai alat untuk membela diri. Tiap daerah di Indonesia memiliki gerakan atau teknik khas dalam pencak silat, seperti teknik Cimande dari Jawa Barat dan teknik Minangkabau dari Sumatra Barat.
Awalnya gerakan pencak silat sengaja diciptakan dalam rangka untuk melindungi dan mempertahankan diri dari tantangan alam. Meskipun akhirnya gerakan pencak silat lebih sering dimanfaatkan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh. Pada jaman dahulu, leluhur bangsa Indonesia menciptakan gerakan bela diri dengan cara meniru gerakan binatang-binatang yang ada di alam, seperti harimau, elang, ular dan sebagainya. Lalu memodifikasinya hingga menjadi sebuah rangkain gerakan sistematis yang bisa di aplikasikan kepada manusia.
Dalam sejarahnya, perkembangan Pencak Silat di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan agama Islam. Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Pencak silat menjadi bagian dari latihan spiritual. Bahkan ada beberapa perguruan pencak silat yang menggunakan ayat-ayat di dalam Al-Qur’an sebagai nama perguruannya.
Pada dasarnya kegiatan penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan dengan cara damai dan santun. Namun, tidak jarang para ulama mendapat teror dari orang-orang yang tidak menyukai kegiatan dakwah agama Islam di Indonesia. Oleh karena, itu para ulama membekali dirinya dengan ilmu beladiri untuk mengatasi hal tersebut.
Pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang, semua kegiatan yang berbau beladiri dilarang. Namun para pesilat tidak kehilangan akal, mereka pun menggelar latihan pencak silat di malam hari dan memakai pakaian serba hitam. Hal tersebut dilakukan agar kegiatan tersebut tidak diketahui oleh pihak penjajah. Latar belakang sejarah itulah yang menyebabkan banyak perguruan pencak silat di Indonesia menggunakan seragam berwarna hitam.
Sebagian besar pejuang kemerdekaan Indonesia adalah pesilat. Dengan bekal ilmu beladiri yang dimiliki, mereka berani melawan penjajah walaupun hanya berbekal senjata sederhana. Berkat kegigihan, semangat, kerja keras dan doa akhirnya para pejuang berhasil mengusir penjajah dari tanah air.
Kini pencak silat sudah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Banyak orang yang tertarik mempelajari beladiri ini, mulai dari benua Eropa, Amerika, Afrika dan sebagainya. Pencak silat diminati karena beladiri ini memiliki keunikan dibandingkan beladiri yang lain. Di dalam pencak silat terdapat 4 aspek yang dipejari sekaligus, yaitu aspek mental spiritual, aspek seni budaya, aspek bela diri dan aspek olah raga. Pencak silat juga disebut-sebut sebagai salah satu dari sepuluh beladiri paling mematikan di dunia. (M. Dliyauddin BPH KMNU Reg 2)