STAN Bersholawat, Ungkapan Rindu dan Cintamu kepada Sang Kekasih

Sebesar apakah cinta dan rindumu kepada baginda Rosulullah?

Adakah pautan dalam hatimu untuk mencinta dan merindu Baginda Nabi?

Apakah bisa sampai seperti Siti Khodhijah dan Abu Bakar As-Shidiq, istri dan sahabat baginda yang ada di barisan pertama untuk mengorbankan apapun untuk dakwah islam.

Seperti cinta Khalifah Umar Ibnu Khatab, sahabat yang siap menebas siapapun yang berani menghadang dan melawan Nabi.

Atau seperti para pengarang kitab Maulid yang kata-katanya penuh sastra, penuh cinta yang hatinya selalu ingin tertambat dan mengingat kekasihnya sampai ketika pujian kepada sang kekasih itu dilantunkan, jiwa dan raganya merinding, matanya meneteskan air mata karena tidak bisa menahan rindu yang begitu dalam.

Mari kita berkumpul bersama para perindu, pecinta,pengharap syafa’at dan memuji sang kekasih untuk melepas semua kerinduan itu. Ingatlah selalu, Nabi Muhammad sangat cinta dan rindu kepada umatnya, beliau sebut-sebut nama umatnya sebelum ajal itu menjemput dan nanti ketika beliau bangkit pertama kali dari kuburnya. Namun, apakah kita termasukkah dalam umat yang dirindukan itu? Habib Ali Al Jufri, murid dari Al Habib Umar bin Hafidz menjelaskan bagi siapapun yang ingin bermimpi bertemu dengan Nabi laksanakanlah sunnah-sunnah Nabi Muhammad SAW, perbanyaklah Sholawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW, dan jagalah hati selalu penuh rindu dan cinta kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.

“STAN Bersholawat merupakan bentuk manifestasi kami terhadapa sosial, budaya dan spiritual dalam wadah Islam Nusantara. Islam yang sudah mendarah daging dan tumbuh pada bumi pertiwi. Kami mengajak seluruh elemen mulai dari mahasiswa sampai masyarakat umum untuk mencintai dan meneladani Nabi Muhammad SAW seperti para sahabat, keturunan nabi dan salafusshalih mencintai beliau,” jelas Abdulloh Rifqi Jauhari  selaku alumni IMAN STAN dan Presnas 3 di KMNU Nasional.

STAN bersholawat berusaha menghilangkan semua sekat, semua batasan. Mereka yang berkedudukan tinggi atau tidak, para saudagar atau rakyat jelata untuk bersama bersimpuh melantunkan pujian kepada sang kekasih. Jiwa dan hatinya hadir hanya untuk mencinta sebagaima sang kekasih itu telah terlebih dahulu cinta dengan sebenar-benarnya Cinta.

Muhammad Roid

You might also like

Leave A Reply

Your email address will not be published.