Tidak Setiap Kata Setiap Itu Berarti Semua

“Setiap bid’ah itu sesat” atau “kullu bid’atin dholâlatun” merupakan potongan hadits Nabi yang biasa digunakan oleh orang-orang yang alergi terhadap bid’ah hasanah. Dengan berlandaskan pada hadits tersebut tak jarang  mereka langsung memvonis sesat amalan saudaranya yang muslim tanpa mau bertabayyun terlebih dahulu. Pertanyaannya adalah, apakah benar kata kullu (setiap) pada hadits tersebut berarti semua sehingga semua bid’ah itu sesat, sebagaimana yang sering dituduhkan oleh orang-orang anti bid’ah hasanah?

Imam an-Nawawi rahimahullâh di dalam kitab al-Minhâj Syarah Shahih Muslim menjelaskan :

قَوْلُهُ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ هَذَاعَامٌّ مَخْصٍُوْصٌ وَالْمُرَادُ غَالِبُ الْبِدَعِ .

Sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam, ‘Kullu Bid’atin dholâlah’ ini adalah ‘âm makhshush, kata-kata umum yang dibatasi jangkauannya. Jadi yang dimaksud adalah sebagian besar bid’ah itu sesat, bukan seluruhnya.

Dari penjelasan Imam Nawawi tersebut maka hadits “Kullu Bid’atin dholâlatun” berdasarkan tata bahasanya ialah ‘âm makhshush, artinya makna bid’ah lebih luas dari makna sesat, sehingga setiap sesat adalah bid’ah akan tetapi tidak setiap bid’ah adalah sesat.

Kemudian jika ditinjau dari sisi ilmu balaghah didapati bahwa bid’ah itu kata benda, tentunya mempunyai sifat. Pada hadits tersebut sifatnya tidak disebutkan sehingga memiliki dua kemungkinan, bisa bersifat baik atau buruk. Dalam ilmu balaghah dinamakan hadzfus shifat ‘alal maushûf (membuang sifat dari sesuatu yang disifati atau bersifat).

Jadi jika bid’ah ditulis dengan sifatnya maka kemungkinannya adalah

pertama

كل بدعة حسنة ضلالة وكل ضلالة في النار

Setiap bid’ah yang baik itu sesat (dholâlah), dan setiap yang sesat (dholâlah) masuk neraka. Hal demikian tidak mungkin, bagaimana mungkin sifat baik dan sesat (dholâlah) berkumpul dalam satu benda, dalam waktu dan tempat yang sama, hal itu tentu mustahil.

kedua

كل بدعة سيئة ضلالة وكل ضلالة في النار

Setiap bid’ah yang buruk itu sesat (dholâlah), dan setiap yang sesat (dholâlah) masuk neraka Jadi kesimpulannya bid’ah yang sesat dan masuk neraka adalah bid’ah yang buruk

Menutup tulisan yang singkat ini mari kita simak firman Allah dalam Surat al-Anbiya ayat 30, yaitu:

وجعلنا من الماء كل شيء حي

Artinya: “Dan Kami jadikan setiap sesuatu yang hidup itu dari air.” (QS al-Anbiya: 30)

Dari ayat tersebut apakah Jin diciptakan dari air?

Akhirnya, tidak setiap kata ‘setiap’ (كل) itu berarti semua, sehingga tidak setiap bid’ah itu sesat.
Wallâhu a’lamu bis showâb

Selamat Memperingati Maulid Nabi

اللهم صل وسلم على سيدنا محمد و على اله

Bandung, 3 Rabiul Awal 1438 H

Mochamad Bukhori Zainun

Mahasiswa Teknik Penerbangan ITB

You might also like

Leave A Reply

Your email address will not be published.