Tingkatan Khusyuk dalam Sholat

Sholat kita sudah tingkat berapa?

Sholat merupakan tiang agama. Umat Islam tentu telah hafal betul dengan kalimat tersebut. Berbeda dengan perintah untuk mengerjakan amaliah lainnya seperti zakat, puasa, haji yang telah sampai kepada kita lewat wahyu (Al Quran) melalui perantara Jibril As. Allah SWT memberikan perintah kewajiban Sholat secara langsung kepada baginda nabi Muhammad Saw bertepatan saat peristiwa Isra Miraj pada 27 Rajab (Kitab Fathul Muin dalam Mazhab Syafi’iyah).

Hal ini menunjukan betapa besar keutamaan sholat dibandingkan amal selainnya. Sebab teramat istimewanya sholat itu, maka pantas sholat merupakan amal yang sangat sulit untuk dilaksanakan. Sholat tidak semudah hanya melakukan takbir di awal permulaan hingga selesai dengan salam sebagai akhiran. Allah SWT telah menegaskan tentang sulitnya menjalankan sholat secara sempurna.

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

Artinya: “Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk” (Al Baqarah: 45)

Dalam ayat tersebut, Allah SWT memberikan dua kali penegas yaitu إنّ dan ل yang menunjukan bahwa sholat itu sangat teramat berat kecuali bagi orang yang khusyuk.

Lalu bagaimanakah kriteria sholat yang sempurna itu? Syekh Ibnu Athoillah As-Sakandari dalam kitab Al Hikam mengatakan:

(لا تترك الذكر لعدم حضورك مع الله فيه لأن غفلتك عن وجود ذكره أشد من غفلتك في وجود ذكره فعسى أن يرفعك :

  1. من ذكر مع وجود غفلة إلى ذكر مع وجود يقظة
  2. ومن ذكر مع وجود يقظة إلى ذكر مع وجود حضور
  3. ومن ذكر مع وجود حضور إلى ذكر مع غيبة عما سوى المذكور)

Maqolah Syekh Ibnu Athoillah ini terdapat banyak mutiara hikmah tentang hal-hal yang berkaitan dengan sholat (dzikir), diantaranya:

Pertama, Janganlah kita meninggalkan sholat meskipun hati kita tidak merasakan kehadiran Allah SWT. Syekh Ibnu Athoillah memerintahkan kita untuk sholat apapun yang terjadi meski kita dilanda masalah  lahiriyah (kesibukan dunia) atau bathiniyah (kegundahan jiwa). Kita diperintahkan untuk tetap sholat meskipun kita belum bisa sholat secara khusyuk dan sempurna. Karena dengan tetap menjalankan sholat tanpa khusyuk, ruhani kita jauh dari Allah namun jasmani kita akan dekat dengan-Nya. Semoga dengan rutin menjalankan sholat, Allah meningkatkan derajat sholat kita menjadi lebih tinggi disisiNya.

Kedua, adapun tingkatan orang sholat bila merujuk maqolah syekh Ibnu Athoillah tersebut di atas adalah sebagai berikut:

1. Sholat maa wujudi ghoflatin

Yaitu sholat yang hatinya tidak bisa merasakan kehadirat Allah SWT dan tidak pula merasakan keagungan Allah SWT. Pun demikian, kita tetap harus menjalankan sholat seperti anjuran sebelumnya.

2. Sholat maa wujudi yaqodzoh

Yaitu sholat disertai kesadaran akan keberadaan Allah SWT. Sehingga orang tersebut bertata krama dalam sholatnya dan berusaha untuk melepas diri dari kepentingan-kepentingan dunia.

3. Sholat maa wujudi khudlur

Yaitu sholat yang disertai kehadiran Allah SWT. Sehingga orang tersebut bermuroqobah (mengawasi) hatinya untuk tetap mengingat Allah SWT dalam sholat. Hatinya terbebas dari kesibukan-kesibukan selain Allah SWT. Ini serupa dengan ihsan, yaitu seolah-olah melihat Allah SWT dan Allah SWT melihat orang tersebut.

4. Sholat maa wujudin ghoibah amma siwa al madzkur

Inilah puncak sholat yang teramat khusyuk dan ihsan yang sempurna. Yaitu sholat yang benar-benar terbebas dari mengingat segala hal selain Allah SWT termasuk sholat itu sendiri. Orang tersebut telah benar-benar tenggelam dalam lautan dzikir kepada Allah SWT.

Apakah mungkin sholat tubuhnya bergerak, lisannya berucap, hatinya berniat, dan hanya mengingat Allah SWT namun tidak menyadari bahwa dia sholat? Inilah kekuasaan dan keagungan Alloh SWT. Layaknya orang yang tidur, tidak menyadari bahwa tangannya bergerak, lisankan berucap, dan kakinya berjalan. Maha Besar Allah SWT yang memiliki hamba-hamba yang mampu sholat secara sempurna lahir dan batin.

Semoga kita diberikan pertolongan oleh Allah SWT dalam menaikkan derajat sholat kita sehingga sempurna lahir dan batin.

Wallahu a’lamu bisshowab

(Alif Lutfia Masduqi/AM)

You might also like

Leave A Reply

Your email address will not be published.