Tanya Jawab Agama: Hukum Non Muslim

HUKUM NON-MUSLIM MASUK MASJID

Pertanyaan :

Assalamu’alaikum, Kak. Saya ingin bertanya. Bagaimana status orang non-muslim yang masuk ke dalam masjid atau aula orang muslim?

Jawaban :

Wa’alaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh

Hukum orang kafir yang masuk masjid dalam mazhab Imam Syafi’i terbagi atas dua keadaan.

Pertama, jika masjid yang akan dimasuki adalah Masjidil Haram atau salah satu masjid di kawasan Haram Makkah maka hukumnya haram. Berdasarkan Firman Allah ﷻ dalam surah At-Taubah ayat 28 :

إنما المشركون نجس فلا يقربوا المسجد الحرام بعد عامهم هذا

“Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis , maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini.”

Makna Masjidil Haram dalam ayat ini merujuk kepada seluruh kawasan Haram Makkah Al-Mukarramah. Imam Nawawi berpendapat dalam Raudlatuth Thalibin :

أما الكافر فلا يمكن من دخول حرم مكة بحال، سواء مساجده وغيرها

“Orang kafir tidak diperbolehkan memasuki Haram Makkah dengan keadaan apapun, baik masjid-masjidnya atau tempat lainnya.”

Kedua, jika masjid yang dimasuki adalah masjid yang berada di kawasan Haram Makkah maka hukumnya boleh dengan syarat telah mendapatkan izin masuk dari orang Islam yang baligh dan berakal. Dalam hal ini dapat dimaknai Ta’mir Masjid. Berdasarkan hadits Rasulullah ﷺ riwayat Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim :

بعث رسول اللَّهِ  خَيْلًا قِبَلَ نَجْدٍ فَجَاءَتْ بِرَجُلٍ من بَنِي حَنِيفَةَ يُقَالُ له ثُمَامَةُ بن أُثَالٍ فَرَبَطُوهُ بِسَارِيَةٍ من سَوَارِي الْمَسْجِدِ

“Rasulullah ﷺ mengutus pasukan berkuda ke arah Nejd, mereka datang kembali dengan seorang laki-laki dari Bani Hanifah bernama Tsumamah bin Utsal, kemudian mereka mengikatnya pada salah satu tiang masjid.”

Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim menerangkan :

وفي هذا جواز ربط الأسير وحبسه وجواز إدخال المسجد الكافر ومذهب الشافعي جوازه بإذن مسلم سواء كان الكافر كتابيا أو غيره

“Dalam hal ini boleh hukumnya mengikat tawanan dan menaharannya, serta boleh hukumnya orang kafir (non-muslim) memasuki masjid. Mazhab Imam Asy-Syafi’i memperbolehkan dengan syarat ada izin dari orang islam, hal ini berlaku terhadap kafir kitabiyah (ahli kitab) atau orang kafir lainnya.”

Adapun hukum non-muslim memasuki aula kaum muslimin maka ada tiga keadaan.

Pertama, jika letaknya dalam kawasan Haram Makkah maka haram dimasuki orang kafir berdasarkan Surah At-Taubah ayat 28 sebagaimana saya telah jelaskan di atas.

Kedua, jika letaknya dalam masjid (selain Haram Makkah) maka harus ada izin orang Islam yang baligh dan berakal sebagaimana penjelasan hadits diatas.

Ketiga, jika letaknya bukan di dalam masjid dan bukan pula dalam kawasan Haram Makkah maka hukumnya sama dengan bangunan lain yang boleh dimasuki siapa saja, walaupun aula tersebut dimiliki oleh orang Islam kecuali ada larangan dari pemiliknya.

Demikian penjelasan dalam mazhab kita yang mulia. Walau dalam hal ini ada perbedaan pandangan dalam Mazhab Maliki yang mengatakan haram secara muthlak. Berbeda pula Mazhab Hanafi yang membolehkan muthlak pada kafir ahli kitab namun tidak pada kafir lainnya. Silakan dirujuk pada Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyah. Adapun untuk pengamalan di Indonesia pandangan mazhab Syafi’i adalah yang masyhur.

Wallahu Ta’ala A’lam

@adhli_alkarni

You might also like

Leave A Reply

Your email address will not be published.