Merenungi Revolusi Hijau (Bagian II)

Penurunan kualitas lahan terjadi dari revolusi hijau. Hal ini tampak pada penggunaan pupuk dan pestisida yang dapat membuat mikroorganisme tanah mati dan membuat adanya residu pupuk kimia dan pestisida dalam tanah. Hal ini tentu dapat menurunkan kualitas lahan. Selain itu, kondisi lingkungan juga memprihatinkan akibat tercemarnya air tanah, predator alami mati akibat penggunaan pestisida, serta beberapa spesies biota banyak yang mati, seperti belut dan burung gelatik. Akibat yang dirasakan dari kedua hal ini adalah tanah menjadi keras, produktivitas lahan pertanian menurun, sumber mata air banyak yang hilang, serangga hama atau penyakit menyerang dengan hebat, serta sumber daya alam mengalami penurunan.

Revolusi hijau menjauhkan petani dari kearifan local akibat penggunaan bibit unggul (Abdullah, 2009). Sekitar 275 verietas padi hilang di pulau Jawa, sedangkan di Dayak, Hulu Sungai Bahau ada sekitar 54 varietas padi musnah di kalangan peladangan berpindah. Berapa banyak plasma nutfah lain yang hilang? Berapa banyak genetika tanaman Indonesia yang punah? Indonesia sebagai Negara dengan keragaman genetika yang tinggi, yang mungkin belum semua ilmuan telah mengidentifikasi kekhasan gen bermanfaat tanaman kita, yang pada akhirnya hilang entah kemana akibat introduksi benih yang besar hasilnya (high yielding variety). Dampaknya jenis tanaman lokal sudah ditanam lagi dan telah lenyap. Padahal untuk menjadi tanaman yang ada, butuh evolusi jutaan tahun untuk bertahan dan menyesuaikan dengan lingkungan hidup (seleksi alam) dengan spesifikasi lingkungan yang ada. Dampak dari keserakahan manusia, karena semua diukur dengan nominal hasil berlimpah, makhluk-makhluk yang tidak berdosa itu diusir dari tempat hidupnya, kemudian hilang entah mengungsi kemana. Ketika sudah seperti ini kondisi yang kita dapati, barulah kita mencarinya kembali, mencari lagi gen local yang tahan penyakit dan berproduksi tinggi. Padahal kita lupa kaalu kita sendirilah yang mengusirnya.

Kemiskinan, eloknya cerita revolusi hijau ternyata tidak seindah para aktor-aktor di lapangan. Mereka tetap saja miskin dan tertinggal. Mereka adalah korban proyek beberapa elit, untuk memenuhi keinginan. Mereka yang tak berdosa, yang bahagia dengan caranya harus mengintroduksi teknologi baru yang menggiurkan tanpa menghiraukan apakah kebahagiaan mereka bertambah atau justru sebaliknya. Bahkan, sampai detik ini, ada jutaan petani kita yang tetap saja miskin dan tertinggal, bahkan bertambah miskin. (Hasan/ Etha)

Hasan Bisri, Mahasiswa Proteksi Tanaman IPB

You might also like

Leave A Reply

Your email address will not be published.