Oleh : Vida Atiatul Izza (KMNU Universitas Diponegoro)
Semarang – Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Perguruan Tinggi (PT) Regional Jawa Tengah bersama dengan KMNU Undip dan KMNU Unissula, melaksanakan kunjungan atau sowan kepada Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, Senin (04/09).
Acara ini bertujuan untuk menjalin hubungan yang lebih erat antara mahasiswa NU dan pimpinan NU di wilayah Jawa Tengah.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah, Drs. KH. Mohamad Muzammil, menyambut hangat kedatangan rombongan. KMNU Regional PT Jateng bersama KMNU Undip dan Unissula turut menyampaikan program dan misinya di lingkup kampus.
Kyai Muzammil mengapresiasi langkah-langkah positif yang telah diambil KMNU dan menghargai semangat serta komitmen mahasiswa NU dalam mendukung visi NU yakni memperkuat ajaran Ahlussunnah wal Jamaah.
Pertemuan tersebut menjadi momen krusial dalam membangun kolaborasi antara mahasiswa dan pimpinan NU. Selain itu, sowan tersebut sebagai upaya mempersiapkan generasi muda yang lebih baik dan berkualitas di masa depan.
Salah satu poin yang dibahas adalah pentingnya konsolidasi dalam menyebarkan pemahaman Ahlussunnah wal Jamaah an-nahdliyah. Kyai Muzammil menekankan bahwa niat yang murni karena Allah seharusnya tidak membuat kita takut terhadap reaksi manusia. Kyai Muzammil mendorong mahasiswa NU untuk terus memperbarui niat, menjalin silaturahmi dengan guru-guru, serta bertawakal kepada Allah.
“Jika apa yang kita lakukan diniatkan karena Allah, kenapa kita harus takut kepada manusia. Program serta langkah yang bermanfaat harus bergerak secara massif, sedikit tidak masalah daripada banyak tapi tidak bermanfaat dan tidak barokah,” tutur Kyai Muzammil.
Dalam konteks pemahaman agama, Kyai Muzammil menjelaskan bahwa dalam Ahlusunnah wal Jamaah terdapat berbagai madzhab dan akidah. Adapun dalam kajian fikih, merujuk pada empat madzhab diantaranya madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali.
Pemahaman tentang tauhid juga turut menjadi pembahasan, menekankan pada pengikut Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi sebagai rujukan utama serta dalam konteks tasawuf merujuk padaImam al-Junaidi al-Bagdadi dan Imam al-Ghazali. Kyai Muzammil mengajak KMNU untuk memahami kekayaan pemikiran dan menjalani keyakinan mereka dengan penuh keikhlasan.
Dalam konteks pemikiran agama, Kyai Muzammil juga memberikan penjelasan tentang Fikrah, Ijma’, dan Qiyas. Pertemuan diakhiri dengan doa dan nasihat sebagai langkah awal dalam memperkuat kolaborasi antara KMNU dan Pimpinan NU Jawa Tengah. “Semoga pertemuan ini membawa manfaat besar bagi KMNU dan NU Jateng dalam meneruskan perjuangan dakwah, menyebarkan ajaran Aswaja, dan meningkatkan pemahaman keagamaan yang lebih baik di kalangan mahasiswa,” pungkasnya.