Keikhlasan Menerima Takdir

Sering kali kita lupa bahwa kehidupan ini telah tersusun indah bersama skenario Allah SWT, tiada cita-cita dan impian yang gagal melainkan Allah telah menentukan takdir setiap makhluk-Nya.

Allah lebih tahu yang terbaik bagimu “Boleh jadi kamu membencisesuatu padahal ia amat baik bagimu,dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu,padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahu.” (QS. Al Baqarah:216).

Boleh saja apabila manusia yang hidup memiliki ambisi akan cita-cita dan impiannya tetapi yang perlu kita ingat adalah dalam bercita-cita kita tidak boleh berangan-angan saja tanpa adanya usaha. Pengertian usaha yang dimaksud disini ialah berikhtiar atau berusaha dengan sekuat tenaga, tidak boleh berpangku tangan, atau menunggu takdir yang baik begitu saja.

Kali ini penulis akan mengutip sebuah cerita singkat dari seorang yang belajar mengikhlaskan impiannya. Sebut saja namanya mbak Nisa yang telah bertahun-tahun merawat impiannya berharap mendapatkan keridhoan untuk keberkahan hidupnya, namun tidak semudah itu. Usai menempuh pendidikan Madrasah Aliyyah, dia bertekad untuk menghafal Al-Quran di sebuah Ponpes Al Munawwir Krapyak, namun tidak mendapatkan izin. Dengan kelapangan dada jalan yang harus ditempuh adalah menjadi mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan untuk mewujudkan impian orang tuanya agar mereka rela dan bahagia sehingga mendatangkan ridho Sang Maha Khaliq. 

Meluruskan niatnya ketika sudah dihadapkan oleh kenyataan memasuki bangku perkuliahan, memanfaatkan waktu sebagai mungkin agar kedapan dalam menjalani semua ini dipermudahkan tanpa terlewat begitu saja walaupun jalan yang ditempuh bukan keinginannya namun tetaplah menjadi tanggung jawab untuk terselesaikan dengan sebaik mungkin. Memulai berambisi sebagai mahasiswa yang semangatnya telah membara tidak berlarut-larut dalam kesedihan yang telah terjadi padanya, dia mengaktualisasikan dirinya untuk mengikuti organisasi agar dapat menyibukan pikirannya mengubah caranya berpikir mengenal satu sama lain lalu bertukar pemikiran. Dia begitu yakin akan kemampuan yang dimiliki ketika berorganisasi sehingga pada tahun berikutnya mbak Nisa mencalonkan diri sendiri sebagai calon kandidat ketua organisasi yang diikutinya ketika itu. Singkat cerita, terpilihlah mbak Nisa sebagai ketua organisasi sampai pada tahun berikutnya menjadi salah satu bagian dari Dema di Fakultasnya.

Tidak berhenti sampai di situ semangatnya, dia juga terpilih sebagai duta di pesantren yang sedang dimukimi ketika itu. Mengingat impiannya yang gagal dapat mondok di Al Munawwir Krapyak tidak menjadikan mbak Nisa untuk berhenti nyadong barokah kepada pengasuh Ponpes Al Munawwir, mbak Nisa selalu menyempatkan waktu untuk mengikuti kajian yang diadakan secara online lalu tidak pernah melewatkan untuk berdoa di penghujung kajian tersebut semoga dapat sowan dengan beliau kurang lebih seperti itu doanya. Adapun pesan dari Bu nyai tempat mbak Nisa mondok agar melanggengkan doa untuk kebaikan jodohnya di setiap selepas salam berikut doa tersebut.

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ زَوْجًا طَيِّبًا وَيَكُوْنُ صَاحِبًا لِى فِى الدِّيْنِ وَالدُنْيَا وَالْأَخِرَة

Robbi Habli Milladunka Zaujan Thoyyiban Wayakuuna Shoohiban Lii Fiddiini Waddunyaa Wal Aakhiroh.

Artinya : “Ya Robb, berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat”.

Memasuki mahasiswa semester tua, mbak Nisa mulai fokus untuk menyusun skripsi berharap agar dapat segera sidang  dan lulus dengan baik. Di bulan Oktober tahun 2020 mbak Nisa telah  melangsungkan sidang skripsinya dan selang beberapa minggu setelah sidang skripsi, mbak Nisa mendapatkan sebuah pesan masuk oleh seorang lelaki yang tidak dikenal melalui akun instagramnya yang menanyakan perihal Kyai di Pondok tempat mbak Nisa mencari ilmu ketika itu, ternyata lelaki itu seorang santri dari Ponpes Al Munawwir Krapyak dan telah melangsungkan khataman 30 juz. Pengisi mauidzoh di pengajian pada saat itu adalah Abah yai Mukti guru pondok mbak Nisa.

Sejujurnya mbak Nisa bukanlah orang yang suka membalas pesan masuk jika bukan perihal yang penting bahkan kepada orang yang tidak dikenal dan pesan itu telah berlanjut, selang kurang satu minggu lelaki tersebut ingin silaturrahmi untuk bertemu bapak dan ibu mbak Nisa, lelaki itu datang ke rumah mbak Nisa bersama teman semasa mondoknya, di minggu berikutnya ternyata lelaki tersebut datang lagi ke rumah mbak Nisa bersama keluarganya. Doa yang selalu terpanjatkan ketika ndereken pengaosan Almarhum K.H Najib Abdul Qodir telah terijabah, ketika belum sempat sowan dengan beliau, Allah mempertemukan santri beliau dan mimpi yang belum sempat tergenggam telah Allah letakan pada sang lelaki yang telah beritikad menikahinya. Lalu mereka melanjutkan tunangan menunggu tanggal cantik 10-10-2020. Setelah mereka bertunangan datang kebahagiaan lagi ketika mbak Nisa di wisuda, ia berhasil menyandang gelarnya dengan Cumlaude, sungguh telah terbayarkan perjuangan untuk mewujudkan impian orang tuanya meskipun impian sendiri belum sempat tergenggam itu semua berkat patuh pada keinginan orang tua untuk kebaikan anaknya. Mbak Nisa melangsungkan pernikahannya pada tanggal 9 Februari 2021.

Dari cerita ini mengajarkan kita bahwa Allah SWT lebih mengetahui kemampuan hamba-Nya, lalu sebaiknya kita tidak berputus asa dalam menghadapi permasalahan hidup bahwa masih ada perjalanan yang akan mendatangkan kebahagian tak terduga melalui jalan lain. Tidak usah khawatir akan jodoh, pekerjaan, dan sebagainya. Allah SWT telah menakdirkan sebaik mungkin untuk umat-Nya yang terpenting selalu berhusnudzon pada ketetapan takdir-Nya. Semoga cerita ini dapat diambil hikmahnya bagi setiap pembaca.

Disusun oleh: Siska Fatmawati (KMNU UNISSULA)

Leave A Reply

Your email address will not be published.