Enam Sifat Nabi

Oleh : Ahmad Reza Azizi - IMAN PKN STAN

Assalamualaikum Wr. Wb.

 

Agama islam seringkali kita sebut dengan agama rahmatan lil alamin, yaitu agama yang menebarkan kedamaian. Barang siapa yang telah mengaku dirinya islam, maka ia dinamakan muslim, dan siapa yang bersifat iman, maka ia dinamakan orang mukmin. Dan keduanya tidak dapat dipisahkan. (Ulil Hadrawy dalam NU Online, Pengertian Islam dan Iman, 29/06/2019)

 

Sebagai Hamba Allah tentunya dalam setiap ibadah kita harus ditanamkan perasaan bahwa Allah sedang melihat apa yang kita kerjakan. Lalu, hendaknya dalam kehidupan sehari-hari juga tak terlepas dari apa-apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagai junjungan kita. Nah berikut ini, terdapat enam sifat nabi yang patut kita teladani dan kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

  1. Tahqiqul Ubudiyah

Artinya menerjemahkan makna Laa Ilaa Ha Illallah bahwa kalimat tersebutlah yang menetapkan keimanan terhadap perilaku-perilaku yang kita kerjakan. Awalan dari kalimat syahadat ini menjadi titik kunci seseorang ketika memasuki agama islam dengan bersaksi dan meyakini bahwa Tiada Tuhan Selain Allah yang patut disembah dan diimani.

  1. Tariqul Ubudiyah

Artinya menerjemahkan makna Muhammadur Rasulullah bahwa sebagai umat islam dan umat Kanjeng Nabi kita harus mengikuti seluruh ajaran yang telah diajarkan oleh beliau. Kalimat ini secara etimologis memiliki arti bahwa meyakini dan mengimani Nabi Muhammad sebagai utusan Allah. Namun, bukan berarti kita harus mentaqlid buta bahwa hanya hadits Rasulullah saja yang kita ambil, termasuk juga ijma’ ulama dan pendapat-pendapat para sahabat yang tentunya disandarkan kepada hadits beliau. Hal tersebut dikarenakan seringkali kita menemukan semboyan kembali ke Al-Quran dan As-Sunnah, padahal keilmuan setiap orang alim pastilah mempunyai sanad dan sanad itu tentunya harus terkait dengan Rasulullah SAW.

  1. Idzharul Ubudiyah

Dalam hal ini merujuk kepada kalimat Asholatu Bil Khusyu’i Wal Khudlu’ yang artinya ukuran kesalehan seorang Hamba Allah dinilai dari kualitas level kekhusyukan sholatnya.

  1. Takwiyatul Ubudiyah

Dalam hal ini merujuk kepada kalimat Ad’dzikru Ma’a Ilmi yang artinya untuk memperkuat status (keimanan) kita sebagai Hamba Allah hendaknya dilakukan melalui dzikir.

  1. Qabulul Ubudiyah

Dalam hal ini merujuk kepada kalimat Ikhlasunniyah yang artinya kalau ibadah kita ingin diterima maka niat kita harus semata-mata karena Allah karena Allah tahu segala bentuk Qada dan Qadr kita.

  1. Khifdul Ubudiyah

Dalam hal ini merujuk kepada kalimat Ikramul Muslimin yang artinya senantiasa memuliakan orang lain dengan cara bersilaturrahmi, berbuat kebaikan, dan lain-lain. Sebagaimana yang kita ketahui, bentuk silaturrahmi ada empat, yaitu

  1. Bertemu langsung
  2. Bersedekah
  3. Mendatangi undangan
  4. Titip salam
  5. Nashrul Ubudiyah

Dalam hal ini merujuk kepada kalimat Illalladzina’amanu Wa’amilush Sholihati Watawa Shoubil Haqqi Watawa Shoubisshobri yang artinya kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

 

Demikian yang dapat penulis sampaikan, segala hal yang penulis sampaikan di sini tentunya masih jauh dari kata sempurna sebab keilmuan penulis yang masih sangat terbatas. Semoga bermanfaat.

 

Wallahu A’lam Bishowab

Wassalamualaikum Wr. Wb.

 

Sumber:

  1. Pengajian Kitab Kuning Irsyadul Ibad oleh Ustadz Tamam Khaulani, Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Putra Baitul Imaniy dan Pondok Pesantren Mahasiswa Putri Raudlatul Imaniy
  2. NU Online (nu.or.id)

Gambar : inspiring.id

You might also like

Leave A Reply

Your email address will not be published.