CSSMoRA UIN Sunan Gunung Djati Membawakan Cinta Bersama Cak Nun

Bandung, KMNU Online.

Emha Ainun Nadjib – atau biasa dipanggil Cak Nun menyemarakkan acara puncak ulang tahun ke -3 Community of Santri Scholars of Ministry of Religion Affairs (CSSMoRA) UIN Sunan Gunung Djati Bandung pada 20 November 2016 silam. Acara ini dimulai pukul 20.30 WIB di Aula Musaddad UIN Sunan Gunung Djati dengan penampilan dari grup hadroh Kiai Anwar hingga Cak Nun rawuh ke tempat acara. Kemudian pembukaan dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari para pembina pesantren sekitar UIN Bandung hingga ketua MUI Jawa Barat.

Acara puncak dimulai sekitar jam 21.00 WIB. Pengantar diskusi dibawakan oleh Buya Nursayad Kamba dengan membahas seputar tema acara, yaitu “Menyemai Akhlak, Menuai Cinta Indonesia”. Dalam pengantarnya Buya Kamba menjelaskan relasi antara akhlak dan cinta. “Dalam ilmu tasawuf Imam Al-Ghazali, akhlak akan tercipta karena adanya cinta. Jadi cinta dulu baru akan timbul akhlak.” Ucapnya sambil tertawa kecil dan menunjuk ke tulisan tema acara yg menurutnya terbalik.

Selanjutnya pembicara yang ditunggu-tunggu oleh para hadirin akhirnya dapat giliran. Dalam pembukaannya para hadirin antusias dalam memperhatikan ceramahnya. Cak Nun yang terkenal “celoteh ngawur”-nya itu membuat para hadirin berdesak-desakan demi mendengarkan kajian lebih dekat.

“Indonesia akhir-akhir ini mengalami banyak kontraksi. Mulai di Malang, Jogja dan bencana lainnya menunjukkan Indonesia akan mengeluarkan sosok pemimpin baru. Layaknya seorang perempuan yang mau melahirkan, kontraksi di Indonesia sekarang pun begitu,” kata Cak Nun dalam memulai diskusinya sehingga membuat para hadirin lebih penasaran dengan  apa yang dibahas Cak Nun.

“Menurut saya Cak Nun bahasannya selalu menarik karena apa yang dibahasnya tidak ditemukan di buku-buku dan jarang terpikirkan oleh akal pikiran manusia normal,” ujar Ari Agustian sebagai salah satu perwakilan KMNU Padjadjaran yang mewakili pengajian itu.

Diskusi kemudian berlanjut dengan panas karena pembahasan yang mendalam dalam menanggapi isu-isu yang ada di Indonesia sekarang. Banyak dari hadirin yang mengangkat tangan untuk bertanya, namun karena terbatasnya waktu maka hanya sebagian saja yang dapat kesempatan untuk bertanya langsung. Tak disangkal lagi, pertanyaan-pertanyaan selalu dijawab oleh Cak Nun dengan mantap dan membuat hadirin mengangguk-angguk.

Akhirnya acara ditutup dengan untaian do’a dari Cak Nun. Usai acara para hadirin diberi kesempatan untuk bersalaman dengan Cak Nun dan Buya Nursayad secara bergantian. Tak lupa ada sebagian hadirin yang iseng minta foto dan tanda tangan di buku koleksi yang mereka bawa. (Ari/acp)

You might also like

Leave A Reply

Your email address will not be published.