Birrul Walidain: Jalan Pintas Menuju Surga

Orang Tua adalah Jalan Surga

Salah satu bentuk rahmat Allah SWT kepada hamba-Nya adalah melalui wujud kedua orang tua. Orang tua merupakan perwujudan surga yang dijanjikan. Sebab kedua orang tua, kita dapat masuk surga. Begitu sebaliknya, kita pun bisa masuk neraka karenanya. Sehingga ukuran kesalihan seseorang dapat diukur dari sejauh mana ia berbakti kepada kedua orangtuanya. Jika ia berbakti, maka surgalah tempatnya, namun jika ia durhaka, maka tidak ada tempat yang pantas baginya melainkan neraka.

Sebagaimana dikisahkan di dalam buku-buku sejarah tentang seseorang yang sangat sayang kepada ibunya, yaitu Uwais Al Qarni, memberikan banyak pelajaran bagi kita tentang betapa tingginya derajat orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya. Di sisi lain, terdapat kisah seorang anak bernama Alqomah yang sebab ketidakpatuhannya kepada ibunya membuat ia susah melafalkan kalimat “Laa ilaa ha illallaah” disaat sakratulmaut sampai ia tersisksa karenanya. Hingga pada saat detik-detik ajalnya tiba, ibunya membukakan pintu maaf baginya yang akhirnya membuatnya mampu mengucapkan kalimat tauhid dan mengakhiri hidupnya dalam keadaan husnul khotimah.

Ridho Allah ada dikedua orang tua

Hanya Ridha dan pertolongan orang tua yang menjadikan seseorang mencapai puncak kesuksesan, bahagia berkah dunia dan akhirat. Sebesar apapun bakti seorang anak terhadap orang tuanya, tidak akan pernah menyamai kasih sayang mereka terhadap anak-anaknya. Coba bayangkan saat kita baru dilahirkan ke dunia, mereka akan selalu tersenyum menghadapi tingkah laku kita semasa kecil dengan penuh sabar, ikhlas, dan penuh kasih sayang.

Sejenak kita merenungi saat kita bayi dahulu, mereka tak pernah sama sekali mengeluhkan sedikitpun tentang kita. Contoh kecil saat kita membuang istinja ataupun buang air kecil ditengah mereka, atau disaat mereka makan sekalipun, mereka akan berkata, alhamdulillah anakku sudah berapa kali sehari, itu tandanya anak sehat dst, tapi bayangkan ketika orang tua sudah lanjut usia, ia tidak mampu mengerjakan apapun termasuk istinja dan baul. Seorang anak akan merawatnya dan membuangnya dengan keadaan menutup hidung dan bahkan mereka tiada mau mengerjakannya sendiri. Lantas bagaimana mereka, orang tua, tidak tergores hatinya, jika dibandingkan dengan mereka sewaktu merawat kita semasa kecil??

Jika seseorang telah merasa sempat melukai orang tua sedikitpun, maka mintalah maaf segera. Sebelum ajal menjemput, raihlah ridho-nya. Karena sesunggguhnya Allah tidak akan pernah ridho kepada seorang hamba kecuali ia telah mendapat ke-ridha-an pula dari kedua orang tua. Seseorang belum dikatakan bersyukur, sebelum ia bersyukur kepada orang tuanya.

Rasulullah Saw bersabda:

(رضا الله في رضا الوالدين، وسخط الله فى سخط الوالدين) رواه الترمذي

“Keridloan Allah tergantung kepada keridloan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua”.( HR. Tirmidzi)

Wallahu A’lam

(Uswah/Eff)

_____________________________________

Sumber : Catatan materi oleh Ustadzah Iyud Sumitra dalam Kajian Rutin Spesial Hari Jum’at, Divisi Keputrian KMNU Malaysia  yang bertempat di lantai 3 masjid Sultan Haji Ahmad Shah, International Islamic University Malaysia (IIUM).

You might also like

Leave A Reply

Your email address will not be published.