Beliau merupakan seorang yang sholeh juga zuhud, hidup tahun 105-187H dari daerah Marwa. Satu pendapat mengatakan beliau dilahirkan di Samarkand dan dibesarkan di Abiward, yaitu sebuah kota di Khurasan yang terletak diantara Sarkhas dan Nasa. Beliau wafat di Mekah pada bulan Muharam.
Fudhail ibn Iyadh sebelumnya merupakan seorang perampok jalan diantara Abiward dan Sarkhas. Adapun sebab tobatnya yaitu kecintaanya kepada seorang wanita menggerakkan dirinya untuk memanjat dinding kediaman wanita tersebut. Ketika ia sedang memanjat dinding tersebut ia mendengar seorang membaca ayat
ألم يأن للذين امنوا، أن تخشع قلوبهم لذكرالله (الحديد:١٦)
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mengingat Allah.” (QS. Al-Hadid: 16)
Hatinya pun bergetar dan mengurungkan niatnya seraya berkata “wahai Tuhanku sudah datang waktunya sekarang”. Ia pun pulang dan malam mengembalikan Fudhail ke tempat persembunyiannya. Tiba-tiba sekelompok orang melewati tempat persembunyiannya dan sebagian dari meraka berkata “kita akan melanjutkan perjalanan”, sebagian yang lain berkata “Kita berangkat pagi saja, karena Fudhail sedang dijalanan akan merampok kita”. Mendengar percakapan mereka, hati Fudhail makin tertunduk, ia pun membulatkan tekadnya untuk bertobat dan tidak mengusik mereka dan memutuskan untuk tinggal di Tanah Haram hingga wafat.
Mutiara Hikmah Fudhail Ibn Iyadh
“Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan memberinya banyak ujian. Jika Allah membenci seorang hamba maka Dia akan meluaskan rizki-Nya”
“Andaikata aku disumpah sebagai seorang yang riya, hal itu lebih aku sukai dari pada aku bersumpah bahwa aku bukan orang yang riya”
“Meninggalkan amal karena manusia adalah riya dan beramal karena manusia adalah syirik”
Sumber: Risâlatul Qusyairiyyah karya Imam Abu Qasim Abdul Karim ibn Hawâzin Al- Qusyairy
Santri Kobong