Agama adalah Berbuat Baik

Oleh : Fa'isah Erin Al Fiani (IMAN PKN STAN)

عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْم الدَّارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ : لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ .
[رواه البخاري ومسلم]

Dari Abu Ruqayyah Tamim bin ad-Daari radhiyalaahu ‘anhu, bahwa Nabi shallalaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama itu adalah nasihat.” Kami (para Sahabat) bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Untuk Allah, kitab-nya, Rasul-nya, para pemimpin kaum muslimin dan bagi kaum muslimin pada umumnya.” (HR. Muslim)

Dalam hadits ke – 7 kitab Arbain Nawai tersebut Nabi Muhammad SAW bersabda bahwasanya agama itu adalah Nasihat. Hal ini menjadikan nasihat adalah suatu hal yang penting dalam agama, bahkan menjadi inti dalam agama. Sebagaimana Rasulullah SAW pernah bersabda

“Haji itu adalah wukuf di Arafah”

Dimana wukuf menjadi inti dari ibadah haji yang tanpanya maka ibadah haji tidak menjadi sah. Maka begitu pulalah konteks nasihat dalam hadits tersebut.

Nasihat disini adalah suatu perbuatan baik atau berbuat baik. Lalu berbuat baik kepada siapa?
Dalam hadits telah disebutkan untuk berbuat baik kepada Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, Pemimpin kaum muslimin dan kaum muslim pada umumnya.

Berbuat baik kepada Allah adalah bagaimana kita dapat memposisikan diri sebagai hamba Allah. Mengesakan Allah, beribadah kepada Allah, selalu mengingat Allah, menaati segala perintah Allah dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh Allah merupakan cara berbuat baik kepada Allah. Selain itu, kita harus mempunyai adab kepada Allah. Termasuk salah satu adab kepada Allah adalah selalu berhusnudzon kepada Allah. Selalu yakin bahwa apa yang telah diberikan Allah untuk kita adalah yang terbaik untuk kita.

Kemudian berbuat baik kepada Kitab-Nya yang meliputi Kitab Zabur, Taurat, Injil dan Al-Qur’an. Kita harus benar mempercayai bahwa Allah menurunkan kitab-kitab tersebut. Sedangkan sebagai Umat Muslim, kita harus bersikap dan mempunyai adab kepada Al-Qur’an. Kita harus memperlakukan Al-Qur’an dengan baik, membacanya, mempelajari dan menghayati kandungan dari Al-Qur’an dengan cara belajar kepada guru-guru yang kapasitas ilmunya dalam menghayati Al-Qur’an tidak diragukan lagi. Jangan sampai menafsirkan Al-Qur’an dengan penafsiran sendiri, karena hal tersebut bisa menimbulkan tafsir yang berbeda yang akhirnya dijadikan dasar untuk melakukan perbuatan yang justru menyimpang dari apa yang diajarkan Al-Qur’an. Setelah mengetahui kandungan Al-Qur’an maka harus diamalkan dengan baik.

Selanjutnya berbuat baik kepada Rasul-Nya dengan cara mengikuti ajaran Rasulullah SAW dan meneladani akhlaknya. Kita juga harus mempunyai adab dan mencintai Rasulullah dengan menjaga nama baik Rasulullah lewat perilaku kita dalam kehidupan. Kita mengaku umat Rasulullah namun kita mencorengnya dengan menyebarkan fitnah sama saja kita mencemarkan Rasulullah. Cara yang lain adalah dengan memperbanyak sholawat kepada Rasulullah.

Juga bersikap baik harus kita lakukan kepada pemimpin-pemimpin dari kaum muslimin. Mendukung kebijakan-kebijakan para pemimpin asalkan kebijakan tersebut untuk kemashlahatan umat. Apabila kita temui pemimpin yang salah, maka alangkah lebih baiknya kita untuk mengingatkan beliau bukan malah memfitnah atau membabi buta menyalahkan. Hal tersebut merupakan nasihat. Dalam mengingatkan pun juga harus mempunyai adab. Mengingatkan atau menegur tidak di hadapan orang banyak serta menggunakan kata-kata yang tidak menyakiti hati. Apabila sungkan harus berhadapan langsung dengan pemimpin tersebut, bisa melalui tulisan. Kritik terhadap pemimpin merupakan hal yang boleh.

Yang terakhir adalah berbuat baik kepada sesama muslim. Sebagai sesama muslim hendaknya kita saling mengingatkan satu sama lain. Teman yang baik adalah teman yang jujur kepadamu, bukan yang selalu membenarkanmu. Kemudian saling membantu atau kalau tidak bisa membantu minimal kita bisa menghibur.
Berbuat baik kepada Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin kaum muslimin dan kepada sesama muslim harus dilakukan secara keseluruhan. Tidak boleh ada klasifikasi dalam berbuat baik. Tidak boleh hanya baik kepada Allah tetapi tidak baik kepada Rasulullah, baik dalam sembahyang tetapi tidak baik dalam memperlakukan sesama hamba Allah. Nasihat atau berbuat baik mencakup seluruhnya dan tidak bisa dipisah-pisahkan.
Maka sebagai umat muslim yang baik, harusnya kita mencermati sudahkah kita berbuat baik kepada Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, Para pemimpin kita serta kepada sesama kaum muslim pada umumnya. *
Wallahu a’lam bis showab

*) parafrase dari kajian Kitab Hadits Arbain Nawawi oleh K.H Mustofa Bisri

Sumber Foto : cdn.idntimes.com

You might also like

Leave A Reply

Your email address will not be published.